Tuesday, April 3, 2012

Sudahlah Kawan


Seorang teman yang bernama Septiani atau lebih dikenal di dunia maya dengan sebutan Septiani Sofian. waktu itu gue masih kuliah semester 2 (lagi galau-galaunya). jadi ceritanya begini.

Di suatu program studi di kampus yang ada di bandar lampung, gue, Diah (Sum : panggilan sayang), dan Septi (abang: panggilan sayang) itu dijulukin  "TRIO GENTER". Gue juga gak tau kenapa bisa dijulukin kayak gitu, mungkin karena tinggi kita orang yang di atas rata-rata kali yah?? hehehehhee

Awalnya kitaorang tuh akrab bangetlah. Udah kayak sendal jepit yang kemana-mana selalu barengan. tapi karena ada suatu kejadian yang gak bisa gue ceritain disini (takut ada yg salah paham ajah), jadilah Diah menjauh dan tinggal gue dengan Septi aja tuh bedua. Nah entah kenapa, waktu itu dia ngirimin gue sebuah tautan di jejaring sosial yang nyentuh hati gue banget. Yang di bawah ini nih tautannya :

Sudahlah Kawan
oleh Septiani Sofian pada 30 April 2011 jam 19:06

Sudahlah kawan,
Lupakan saja
Anggap semua yang telah terjadi adalah masa lalu

Masa lalu hanya untuk dijadikan pengalaman dan sejarah
Masa lalu bukan untuk terus dikenang

Mari kita mulai pikirkan masa depan
Mulai melangkahkan kaki untuk satu tujuan
Tujuan yang pernah engkau, aku dan mereka ucapkan bersama
Mari kita,
Kau dan aku menggapai cita-cita dan impian yang sempat kita lupakan

Sudahlah kawan,
Jangan kau ingat lagi
Masa yang lalu tidak akan pernah kembali

Ambil sikap untuk mulai berlari
Dan jika kau lelah
Berhentilah sejenak untuk mengambil tolakan
Agar kau mampu melompat lebih jauh lagi

Sudahlah kawan,
Tak usah kau kenang lagi
Apa yang seharusnya dilupakan
Lupakan saja….
Apa yang harus dikenang
Juga lupakan saja…..

Sudahlah kawan,
Jangan sia-siakan air matamu
Walau hanya setetes
Jangan sampai membasahi pipimu

Jika air matamu terjatuh
Itu menandakan bahwa perjuangan kita sudah berakhir
Padahal masih banyak yang harus kita lakukan
Masih banyak yang harus kita capai

Biarkan kawan,
Biarkanlah saja
Jika mereka telah melupakan
Bahkan mereka ingin meninggalkan

Biarkan kan,
Biarkan seperti ini….
Bukan kah tetua telah banyak bercerita
Tentang kisah yang sama dengan yang kita alami
Bukankah engkau juga tahu bagaimana akhirnya
Yang harus kita lakukan hanya bersabar…
Sabar lebih dari yang kita ucapkan

Berhentilah kawan,
Berhenti untuk melihat kebelakang
Mulailah melihat ke sekelilingmu
Akan ada banyak pengalaman yang kau dapat
Jika kau pandai melihat

Berhentilah kawan,
Berhenti untuk menarik layang-layang terlalu keras
Lepaskan perlahan
Pasti tanganmu tak akan terluka
Jika terus seperti ini,
Tidak hanya jarimu yang terluka
Hatimu juga akan sangat terluka
Jadi lepaskan saja layang-layang nya
Bila terus dipaksakan tak ada gunanya
Bukankah tidak akan mungkin untuk terbang
bersama layangan yang sobek

Berhentilah kawan,
Berhenti untuk meng-angankan kupu-kupu yang indah datang
Tinggalkan,
Tinggalkan saja bunga yang kita tanam bersama
Karena untuk apa kita menghayalkan kupu-kupu datang
pada bunga yang sudah layu

Ayo kawan,
Ayo kita bergegas….
Ikuti arah hembusan angin…
Jika kau terus berjalan tanpa lelah
Pasti suatu saat akan ada taman yang lebih indah

Dengar kawan,
Dengarkan kata-kata ku
Terdapat banyak alang-alang di taman yang akan kita datangi
Angin nya pun akan sangat menyejukkan hatimu
Bunga-bunganya lebih indah dari yang kau bayangkan
Tak ada seekor kupu-kupu yang indah seperti yang kau angankan dahulu
Yang ada hanya ribuan bahkan jutaan kupu-kupu yang menggerakan sayapnya seirama

Sabarlah kawan,
Sabarlah sebentar
Ini hanya sementara
Kita kan segera sampai jika kau benar-benar mantapkan tujuan

Ingatlah kawan,
Ingat…
Kita dahulu dan sekarang telah jauh berbeda
Kita yang sekarang hanya ada kau dan aku bukan mereka
Kita yang sekarang adalah kita yang akan bangkit

Janganlah kawan,
Jangan kau salah menggunakan rasa kecewamu
Jika tidak,
amarahmu yang akan menghancurkan dirimu sendiri
Lebih baik kita gunakan rasa marah
Untuk membangkitkan kekuatan yang luar biasa
Kekuatan yang mampu menjadikan diri kita
Diri yang kuat dan terhormat

Tenanglah kawan,
Tenang saja…
Biarkan saja semuanya pergi
Biarkan hanya semangatmu yang tersisa
Dengan semangat yang membara kita dapat membuat dunia menjadi milik kita
Karena kita yang sekarang tak akan lagi meletakkan dunia di dalam hati,
Kita yang sekarang akan meletakkan dunia dalam genggaman tangan kita

Bukannya aku tidak bersedih
Bukannya aku tidak hancur kawan,
Aku sama sepertimu juga
Aku bahkan telah hancur berkeping-keping
Jauh sebelum dirimu terhempas

Tapi aku yang dulu telah aku tinggalkan
Jauh sebelum engkau ditinggalkan
Aku yang sekarang juga telah jauh berbeda
Aku yang sekarang tidak akan mengalah dengan keadaan
Ingatlah kawan,
Ingatlah bahwa dalam hidup ini banyak pahit yang kita alami
Banyak penolakan yang harus kita hadapi

Yang harus kita lakukan hanya harus terus belajar
Belajar untuk menerima….
Menerima berbagai penolakan
Menerima dengan seluas hati kita
Jika kita ikhlas, pasti hidup kita akan lebih bahagia

Sudahlah kawan,
Jika kau teguk getir hidup dengan sepenuh hati
Suatu saat pasti manisnya madu kehidupan akan kau rasakan….

Sudahlah kawan,
Sudah jangan bersedih lagi
Jika kau tidak mampu lagi untuk berdiri
Gapailah tanganku
Dan jangan kau lepaskan genggaman tanganku
Jika terlepas, walau sedikit
Akan sangat sulit menemukan ku lagi

Mari kita,
Kau dan aku melangkah bersama,
Saling beriringan

Mari kita,
Kau dan aku saling menguatkan
Dan saling mendukung

Ingat kawan…
Kau masih punya aku…

Kita,
Kau dan aku masih punya semangat
Masih punya impian

Biarkan saja
Meskipun hanya kita,
Kau dan aku yang tersisa untuk menggapai cita-cita kita dan mereka

Ingat kawan,
Sejak saat ini
Sejak ku tuliskan semua
Dan sejak kau membaca nya

Kita tinggalkan kita yang dulu
Mulai menjadi kita yang baru

Bukankah suatu saat kita akan tersenyum dalam akhir yang bahagia

Semoga……..


Amien….

Sebuah rangkaian kata yang nyentuh banget kan???
tapi menurut gue, untuk sekarang, gue gak tau apakah itu tautan masih berlaku atau udah kadaluarsa di pikiran Septi karena saat ini dia berpaling dari gue dan jadi ngediemin gue tanpa sebab yang gue gak tau pasti apaan.

Kupu-kupu itu memang udah kembali menghinggapi bunga yang ditanam olehnya, namun aku malah benar-benar kehilangan layangan itu dan kawanku. Tapi aku hanya berharap, semua ini bakal indah pada waktunya.

Kalo kalian baca ini, gue berharap gak ada yang salah paham ya....
Rindu suasana yang dulu SUM dan ABANG...

No comments:

Post a Comment